Senin, 20 Juli 2020

PANDEMI TIDAK MENJADIKAN UMKM PUTUS ASA DALAM MEMPERTAHANKAN USAHA.

UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) adalah  kelompok usaha yang memiliki jumlah paling besar. Selain itu, kelompok ini terbukti tahan terhadap berbagai macam goncangan krisis ekonomi. Maka sudah menjadi keharusan untuk melakukan penguatan kelompok UMKM yang melibatkan banyak kelompok. Kriteria usaha yang termasuk dalam UMKM telah diatur dalam payung hukum berdasarkan undang-undang.
Pada Tahun 2014-2016 jumlah UMKM lebih dari 57.900.000 unit dan pada tahun 2017 jumlahnya diperkirakan berkembang sampai lebih dari 59.000.000 unit. Dan pada Tahun 2016, Presiden RI menyatakan UMKM yang memiliki daya tahan tinggi akan mampu untuk menopang perekonomian negara, bahkan saat terjadi krisis global. Pada November 2016 Presiden Joko Widodo (Jokowi) menerima para pelaku bisnis ini di Istana Merdeka untuk dimintai pendapatnya. Jokowi sangat berharap pelaku bisnis usaha kecil, mikro dan menengah menjadi garda terdepan dalam membangun ekonomi rakyat.
UMKM telah menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia dan ASEAN. Bentuk usaha di ASEAN adalah bentuk usaha mikro, kecil dan menengah dengan penyerapan tenaga kerja mencapai50-90%. Bisnis ini memiliki proporsi sebesar 99,99% dari total keseluruhan pelaku usaha di Indonesia atau sebanyak 56,54 juta unit. Oleh karena itu, kerjasama untuk pengembangan dan ketahanan bisnis usaha mikro, kecil dan menangah perlu diutamakan.
Perkembangan potensi UMKM di Indonesia tidak terlepas dari dukungan perbankan dalam penyaluran kredit kepada pelaku UMKM. Menurut data Bank Indonesia, setiap tahunnya kredit kepada UMKM mengalami pertumbuhan.
Bank Indonesia telah mengeluarkan ketentuan yang mewajibkan kepada perbankan untuk mengalokasikan kredit/pembiayaan kepada UMKM mulai Tahun 2015 sebesar 5%, 2016 sebesar 10%, 2017 sebesar 15%, dan pada akhir Tahun 2018 sebesar 20%. Pada zaman globalisasi seperti sekarang ini, semua orang harus berlomba-lomba menjalankan UMKM dan meraih peluang bisnis yang ada. Untuk itu, diperlukan pengaturan keuangan bisnis yang baik untuk menunjang keberlangsungannya.
Seperti yang dibahas diatas UMKM indonesia sangatlah maju dan menjadi tulang punggung ekonomi bangsa. Dan menjadikan ekonomi  bangsa bergantung dengan usaha mikro kecil dan menengah tersebut. Tetapi setelah munculnya virus covid-19 yang menjadikan semua orang bekerja dengan sistem work from home yang artinya tidak di perbolehkan keluar rumah, mengakibatkan omset dari usaha mikro kecil dan menengah tersebut turun, bahkan mengakibatkan banyak perusahaan merumahkan karyawannya.
Dengan keadaan yang seperti ini dapat menjadi ancaman untuk seluruh pelaku bisnis usaha mikro kecil dan menengah, terutama bisnis yang bukan merupakan kebutuhan pokok. Pasalnya seluruh warga dirumahkan dan tidak sedikit orang yang kehilangan pekerjaannya yang menjadikan mereka hanya mementingkan kebutuhan pokoknya saja. Setelah mendapatkan ancaman yang seperti ini seluruh pelaku usaha mikro kecil dan menengah bekerja keras memikirkan bagaimana cara mempertahankan usahanya di tengah pandemi covid-19 ini.
Melalui berbagai riset beberapa sektor UMKM indonesia telah menemukan cara bagaimana bertahan di masa pandemi ini yaitu dengan cara mempunyai inovasi baru, menciptakan produk yang paling dibutuhkan konsumen dan mempertahankan kualitas dari produk tersebut serta memaksimalkan pelayanan pengiriman pesana produk.
Sebagai contoh sektor usaha mikro kecil menengah yang berada di sumatra utara mengadakan sistem jual beli di dalam suatu perkampungan yang acara tersebut dinamakan “kampung ramadhan”. Pada kampung ramadhan tersebut diikuti oleh seluruh pelaku usaha mikro kecil dan menengah yang berada di sumatra utara. Mereka melaksanakan acara tersebut tentunya dengan tetap menaati protokol kesehatan yang telah dihimbau oleh pemerintah, konsumen dan penjual melakukan jual beli dengan tetap melakukan pisical distancing dengan sistem drive thru.

Senin, 28 Oktober 2019

Revolusi Industri 4.0, Ancaman dan Peluang



Era Revolusi Industri 4.0 ditandai peran teknologi mengambil alih hampir sebagian besar aktivitas perekonomian. Menyambut Revolusi Industri 4.0, pemerintah telah bergerak cepat dengan membuat peta jalan (roadmap) Making Indonesia 4.0.
Peta jalan yang diluncurkan awal tahun lalu sebagai arah yang jelas dan langkah strategis untuk menuju negara yang tangguh, guna mewujudkan Indonesia masuk 10 besar negara ekonomi terkuat pada 2030. Terkait langkah tersebut, pengembangan lima sektor industri manufaktur diprioritaskan pada awal implementasi Revolusi Industri 4.0.
Adapun lima sektor industri manufaktur yang mendapat perhatian khusus dari pemerintah meliputi industri makanan dan minuman, tekstil dan pakaian, automotif, elektronik, dan kimia. Mengapa lima sektor industri mendapat prioritas pengembangan khusus? Berdasarkan data dari Kementerian Perindustrian (Kemenperin), sektor industri tersebut berkontribusi sebesar 60% terhadap pendapatan domestik bruto (PDB), menyumbang 65% terhadap total ekspor selama ini, dan sekitar 60% tenaga kerja industri ada pada sektor industri prioritas itu.

Trend dan Inovasi Pemasaran via Digital Marketing 2019 yang Perlu Anda Perhatikan




Ketika masuk ke pemasaran online, sangat penting bagi organisasi bisnis untuk tetap di depan kurva sambil mengadopsi tren. Pakar pemasaran kami senang meninjau tren terbaru untuk melihat apa yang sedang hangat di pasar untuk melakukan perbaikan komersial. Kampanye pemasaran dan periklanan yang dilaksanakan secara efektif dapat melayani beragam kebutuhan bisnis apa pun dan juga meningkatkan permintaan layanan atau produk yang mereka tawarkan.
Di sini, di blog ini, konsultan pemasaran kami telah membahas beberapa teknik pemasaran digital terpenting yang harus diikuti pemasar tahun depan.
Big Data dan Predictive Analytics:
Sangat menyenangkan melihat bahwa data besar (Big Data) akan menjadi kekuatan pemasaran yang didorong oleh data. Analitik prediktif juga akan membutuhkan anggaran yang lebih besar, tetapi penggunaan wawasan pasar dan pelanggan akan membantu bisnis memahami perilaku pelanggan dan menyiapkan layanan mereka berdasarkan kebutuhan pelanggan. Ini akan mendapatkan popularitas besar dalam pemasaran digital, karena opsi baru akan membantu dalam melakukan perbaikan bisnis dan menambah nilai padanya.

Manfaat Teknologi Informasi di Bidang Bisnis


Saat ini teknologi informasi bukan hanya berkembang dengan pesat, tetapi juga sering mengalami perubahan yang sangat cepat. Hampir setiap detik selalu ditemukan penemuan baru dengan tujuan untuk memperbaiki atau menyempurnakan hasil teknologi sebelumnya. manfaat teknologi nformasi pada saat ini tidak hanya dipergunakan untuk kepentingan organisasi saja, tetapi juga untuk kebutuhan individu. Bagi organisasi teknologi informasi dapat digunakan untuk mencapai keunggulan kompetitif, sedangkan untuk kebutuhan individu, teknologi dipergunakan untuk kepentingan pribadiseperti mencari pekerjaan.
Dengan kemajuan teknologi yang semakin pesat saat ini, bisa dikatakan teknologi informasi telah memasuki ke segala bidang, salah satunya dibidang bisnis. Bisnis tanpa adanya memanfaatkan teknologi informasi tidak akan bisa maju dan terancam bangkrut. Banyak pelaku bisnis yang memanfaatkan teknologi informasi untuk mendukung kemajuan bisnis dan mendapatkan keuntungan yang diinginkan.

PENTINGNYA DAN PENGARUH PERKEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP BIDANG MANAJEMEN





Teknologi informasi muncul sebagai akibat semakin merebaknya globalisasi dalam kehidupan organisasi, semakin kerasnya persaingan bisnis, semakin singkatnya siklus hidup barang dan jasa yang ditawarkan, serta meningkatnya tuntutan selera konsumen terhadap produk dan jasa yang ditawarkan. Untuk mengantisipasi semua ini, perusahaan mencari terobosan baru dengan memanfaatkan teknologi. Teknologi diharapkan dapat menjadi fasilitator dan interpreter. Semula teknologi informasi digunakan hanya terbatas pada pemrosesan data. Dengan semakin berkembangnya teknologi informasi tersebut, hampir semua aktivitas organisasi saat ini telah dimasuki oleh aplikasi dan otomatisasi teknologi informasi termasuk bidang Manajemen.